Minggu, 03 Juli 2016

Hydrosaurus Amboinensis




 Hydrosaurus amboinensis atau lebih dikenal soa layar adalah kadal semi akuatik terbesar dalam familia Agamidae. Sepintas, bentuk tubuhnya lebih menyerupai miniatur dinosaurus atau naga dari pada kadal sehingga dalam bahasa Inggris disebut sail-fin dragon atau sail-fin lizard. Soa-soa layar dapat tumbuh hingga mencapai ukuran lebih dari 1 meter dan kadal ini termasuk kadal yang memiliki umur yang panjang, dalam penangkaran kadal ini dapat hidup 10-15 tahun.

Tubuh soa-soa dilengkapi dengan kaki yang kuat dan ekor yang panjang. Berbeda dengan tokek dan cicak, Soa-soa tidak dapat memutuskan ekornya untuk mengelabui pemangsa.Sebagai gantinya, Soa-soa akan mengembangkan gelambir kulit di lehernya, agar terlihat lebih besar, untuk menakuti pemangsa atau hewan kompetitor lainnya.


Ciri fisik Soa-soa layar tergolong unik. Sepanjang punggungnya ditumbuhi duri-duri kecil. Pada hewan jantan, bagian pangkal ekor dilengkapi dengan layar tinggi yang bentuknya mirip layar perahu tradisional Hongkong. Layar ini digunakan untuk memikat betina saat musim kawin tiba.


Reptil yang berkerabat dekat dengan Iguana ini umumnya hidup di daerah yang dekat dengan air, seperti tepian dan muara sungai, hutan mangrove dan tepi pantai. Makanan utamanya sangat bervariasi, terdiri dari daun-daunan, buah-buahan liar, serangga, telur dan anak burung hingga mamalia kecil.



Saat ini dikenal 3 jenis Soa-soa layar, yaitu: Soa-soa Ambon (Hydrosaurus amboinensis), Soa-soa Filipina (Hydrosaurus pustulatus)  dan Soa-soa Halmahera (Hydrosaurus weberi). Soa-soa Ambon memiliki ukuran tubuh paling besar dan daerah sebaran yang paling luas dari soa filipina dan soa Halmahera. Penyebarannya meliputi Pulau Sulawesi, Maluku hingga Papua Niugini.            


Selain memanjat, Soa-Soa layar dapat berenang dengan baik untuk berburu mangsa. Bahkan, saat terdesak atau terkejut, Soa-Soa layar dapat berlari di atas permukaan air menggunakan kedua kaki belakang yang ditopang oleh ekornya. Hal ini dimungkinkan karena kaki belakang Soa-soa layar dilengkapi dengan selaput renang. Soa-soa hidup berkelompok dengan satu pejantan dan beberapa ekor betina. Reproduksi dilakukan dengan cara bertelur (ovipar). Sarang terletak di atas tanah yang terbuat dari kumpulan serasah daun dan ranting. Soa jantan bersifat territorial yang menguasai area dengan luasan tertentu. Daerah kekuasaan ini dipertahankan dari pejantan lainnya.

Menurut undang-undang negara bahwa jenis satwa soa-soa yang ada di indonesia ini berstatus dilindungi dikarenakan populasinya yang menurun dari tahun ketahun, Serta maraknya perburuan liar dan beralih fungsinya hutan menjadi lahan pertanian yang mengakibatkan berkurangnya habitat tempat mereka berkembang biak.



Belum adanya penelitian yang lebih jelas dari kehidupan soa-soa di alam liar, sehingga masih banyak seluk beluk dari reptil ini yang belum terungkap dan masih menjadi misteri. Semoga dinisaurus mini unik dari timur indonesia ini bisa terus bertahan dari ancaman kepunahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar