Hydrosaurus amboinensis atau
lebih dikenal soa layar adalah kadal
semi akuatik terbesar dalam familia Agamidae. Sepintas, bentuk tubuhnya lebih
menyerupai miniatur dinosaurus atau naga dari pada kadal sehingga dalam bahasa
Inggris disebut sail-fin dragon atau sail-fin lizard. Soa-soa layar dapat tumbuh hingga
mencapai ukuran lebih dari 1 meter dan kadal ini termasuk kadal yang memiliki
umur yang panjang, dalam penangkaran kadal ini dapat hidup 10-15 tahun.
Tubuh soa-soa
dilengkapi dengan kaki yang kuat dan ekor yang panjang. Berbeda dengan tokek
dan cicak, Soa-soa tidak dapat memutuskan ekornya untuk mengelabui
pemangsa.Sebagai gantinya, Soa-soa akan mengembangkan gelambir kulit di
lehernya, agar terlihat lebih besar, untuk menakuti pemangsa atau hewan
kompetitor lainnya.
Ciri fisik Soa-soa layar tergolong unik. Sepanjang punggungnya ditumbuhi duri-duri kecil. Pada hewan jantan, bagian pangkal ekor dilengkapi dengan layar tinggi yang bentuknya mirip layar perahu tradisional Hongkong. Layar ini digunakan untuk memikat betina saat musim kawin tiba.
Reptil yang
berkerabat dekat dengan Iguana ini umumnya hidup di daerah yang dekat dengan
air, seperti tepian dan muara sungai, hutan mangrove dan tepi pantai. Makanan
utamanya sangat bervariasi, terdiri dari daun-daunan, buah-buahan liar,
serangga, telur dan anak burung hingga mamalia kecil.
Saat ini dikenal 3 jenis Soa-soa layar, yaitu: Soa-soa Ambon (Hydrosaurus amboinensis), Soa-soa Filipina (Hydrosaurus pustulatus) dan Soa-soa Halmahera (Hydrosaurus weberi). Soa-soa Ambon memiliki ukuran tubuh paling besar dan daerah sebaran yang paling luas dari soa filipina dan soa Halmahera. Penyebarannya meliputi Pulau Sulawesi, Maluku hingga Papua Niugini.
Selain
memanjat, Soa-Soa layar dapat berenang dengan baik untuk berburu mangsa.
Bahkan, saat terdesak atau terkejut, Soa-Soa layar dapat berlari di atas
permukaan air menggunakan kedua kaki belakang yang ditopang oleh ekornya. Hal
ini dimungkinkan karena kaki belakang Soa-soa layar dilengkapi dengan selaput
renang. Soa-soa hidup berkelompok
dengan satu pejantan dan beberapa ekor betina. Reproduksi dilakukan dengan cara
bertelur (ovipar). Sarang terletak di atas tanah yang terbuat dari kumpulan
serasah daun dan ranting. Soa jantan bersifat territorial yang menguasai area
dengan luasan tertentu. Daerah kekuasaan ini dipertahankan dari pejantan
lainnya.
Menurut
undang-undang negara bahwa jenis satwa soa-soa yang ada di indonesia ini
berstatus dilindungi dikarenakan populasinya yang menurun dari tahun ketahun,
Serta maraknya perburuan liar dan beralih fungsinya hutan menjadi lahan
pertanian yang mengakibatkan berkurangnya habitat tempat mereka berkembang
biak.
Belum adanya
penelitian yang lebih jelas dari kehidupan soa-soa di alam liar, sehingga masih
banyak seluk beluk dari reptil ini yang belum terungkap dan masih menjadi
misteri. Semoga dinisaurus mini unik dari timur indonesia ini bisa terus
bertahan dari ancaman kepunahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar