Forest Dragon
atau nama latinnya “Gonocephalus Chamaeleontinus” adalah spesies dari familian
Agamidae,Kadal yang memiliki kepala bersudut dan menyerupai Chamaeleon,Genus
gonocephalus merupakan sekelompok hewan lacertelian dengan ukuran tubuh yang
cukup besar jika di bandingkan dengan Agamidae lainnya. Forest dragon memiliki
bentuk kepala yang unik dan layaknya chamaeleon mereka juga dapat merubat warna
tubuhnya yang disebabkan oleh mood.
Forest dragon dewasa dapat mencapai panjang
total dari ujung kepala ke ekor 40cm,warna kulitnya berwarna hijau dengan
bintik-bintik orange,kuning hingga kecoklatan. Mereka juga memiliki kelopak mata,yang
dapat digerakkan,kulit disekeliling mata berwarna gelap,pada jantan berwarna
biru. Pada forest dragon jantan berwarna lebih cerah yaitu dengan munculnya
spot-spot warna merah,kuning dan kecoklatan,sedangkan betina hanya terdiri dari
satu warna yaitu hijau dengan bintik-bintik hitam.
Tubuhnya yang ramping dan
tersusun sisik-sisik pipih dan panjang yang memiliki 3 baris,dan duri-duri
dibagian punggung. Forest dragon merupakan reptil semi arboreal ( hidup di
pepohonan ),hewan ini sering ditemui di dataran tinggi hutan hujan tropis yang
tidak terlalu rapat. Dipegunungan hewan ini mudah di jumpai di atas pohon yang
dekat dengan aliran air karena forest dragon menyukai tempak yang lembab dari
terang. Hewan ini dapat ditemukan di Indonesia (Sumatera dan Jawa) dan Malaysia.
Forest
dragon merupakan hewan diurnal yaitu melakukan segala aktivitasnya pada siang
hari,sedangkan malam hari untuk beristirahat atau tidur. Forest dragon
melakukan aktivitasnya diatas pohon ketika basking,berburu mangsa,tidur dan
menjaga daerah teritorial untuk forest dragon jantan. Mereka lebih memilih
batang pohon yang berukuran kecil,karena mereka lebih kuat mencengkeram di
batang yang kecil. Forest dragon adalah hewan yang mudah merasa takut dan cepat
stress,ketika berhadapan dengan manusia atau predator. Jika hewan ini mengalami
stress bisa di lihat dari warnanya yang cerah berubah menjadi gelap. Untuk
mempertahankan diri mereka memiliki gigi dan cakar yang tajam.
Forest
dragon memilih untuk menunggu mangsanya dari pada berburu mencari mangsa,akibat
dari pola berburu yang seperti ini,forest dragon ini cenderung memakan mangsa
yang aktif bergerak seperti serangga
belalang,kecoa,jangkrik,laba-laba,semut,kumbang dan kupu-kupu. Untuk
mendapatkan mangsa forest dragon akan mengamati mangsanya pada ketinggian
sekitar 1,4meter. Setelah mangsa sudah dalam jangkauannya hewan ini akan
menjatuhkan diri untuk menangkap mangsanya,dan naik keatas sekitas 1,6meter
kemudian baru memakan mangsanya.
Pertahanan
diri pada forest dragon ada beberapa macam,yang utama dan paling mudah
dilakukan yaitu melarikan diri,jika tidak bisa melarikan diri hewan ini akan
berkamuflase,meskipun yang terjadi perubahan warna terang ke warna gelap,bila
terancam hewan ini akan menggigit dan mencakar.
Menurut data
dari CITES,forest dragon masuk dalam kategori appendix 2 (endanger species).
Menurut status ini,hewan ini masih cukup melimpah alam akan tetapi sudah tidak bolehkan
di perjual-belikan lagi. Di Indonesia sendiri hewan ini sering di jumpai di
jual di pasar tradisional dengan harga yang cukup murah yaitu sekitar 40ribu
rupiah. Jika hal ini di biarkan begitu saja dan hewan ini terus di eksploitasi
maka tidak menutup kemungkinan,hewan ini akan hilang atau punah. Masalah lain
yang dihadapi hewan ini yaitu hilangnya habitat mereka karena ulah
manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Dengan rusaknya habitat
mereka,kemungkinan mereka bertahan hidup semakin kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar