Minggu, 31 Juli 2016

Forest Dragon

Forest Dragon atau nama latinnya “Gonocephalus Chamaeleontinus” adalah spesies dari familian Agamidae,Kadal yang memiliki kepala bersudut dan menyerupai Chamaeleon,Genus gonocephalus merupakan sekelompok hewan lacertelian dengan ukuran tubuh yang cukup besar jika di bandingkan dengan Agamidae lainnya. Forest dragon memiliki bentuk kepala yang unik dan layaknya chamaeleon mereka juga dapat merubat warna tubuhnya yang disebabkan oleh mood.


 Forest dragon dewasa dapat mencapai panjang total dari ujung kepala ke ekor 40cm,warna kulitnya berwarna hijau dengan bintik-bintik orange,kuning hingga kecoklatan. Mereka juga memiliki kelopak mata,yang dapat digerakkan,kulit disekeliling mata berwarna gelap,pada jantan berwarna biru. Pada forest dragon jantan berwarna lebih cerah yaitu dengan munculnya spot-spot warna merah,kuning dan kecoklatan,sedangkan betina hanya terdiri dari satu warna yaitu hijau dengan bintik-bintik hitam. 

Tubuhnya yang ramping dan tersusun sisik-sisik pipih dan panjang yang memiliki 3 baris,dan duri-duri dibagian punggung. Forest dragon merupakan reptil semi arboreal ( hidup di pepohonan ),hewan ini sering ditemui di dataran tinggi hutan hujan tropis yang tidak terlalu rapat. Dipegunungan hewan ini mudah di jumpai di atas pohon yang dekat dengan aliran air karena forest dragon menyukai tempak yang lembab dari terang. Hewan ini dapat ditemukan di Indonesia (Sumatera dan Jawa) dan Malaysia.
Forest dragon merupakan hewan diurnal yaitu melakukan segala aktivitasnya pada siang hari,sedangkan malam hari untuk beristirahat atau tidur. Forest dragon melakukan aktivitasnya diatas pohon ketika basking,berburu mangsa,tidur dan menjaga daerah teritorial untuk forest dragon jantan. Mereka lebih memilih batang pohon yang berukuran kecil,karena mereka lebih kuat mencengkeram di batang yang kecil. Forest dragon adalah hewan yang mudah merasa takut dan cepat stress,ketika berhadapan dengan manusia atau predator. Jika hewan ini mengalami stress bisa di lihat dari warnanya yang cerah berubah menjadi gelap. Untuk mempertahankan diri mereka memiliki gigi dan cakar yang tajam.


Forest dragon memilih untuk menunggu mangsanya dari pada berburu mencari mangsa,akibat dari pola berburu yang seperti ini,forest dragon ini cenderung memakan mangsa yang aktif bergerak seperti serangga belalang,kecoa,jangkrik,laba-laba,semut,kumbang dan kupu-kupu. Untuk mendapatkan mangsa forest dragon akan mengamati mangsanya pada ketinggian sekitar 1,4meter. Setelah mangsa sudah dalam jangkauannya hewan ini akan menjatuhkan diri untuk menangkap mangsanya,dan naik keatas sekitas 1,6meter kemudian baru memakan mangsanya.


Pertahanan diri pada forest dragon ada beberapa macam,yang utama dan paling mudah dilakukan yaitu melarikan diri,jika tidak bisa melarikan diri hewan ini akan berkamuflase,meskipun yang terjadi perubahan warna terang ke warna gelap,bila terancam hewan ini akan menggigit dan mencakar.

Menurut data dari CITES,forest dragon masuk dalam kategori appendix 2 (endanger species). Menurut status ini,hewan ini masih cukup melimpah alam akan tetapi sudah tidak bolehkan di perjual-belikan lagi. Di Indonesia sendiri hewan ini sering di jumpai di jual di pasar tradisional dengan harga yang cukup murah yaitu sekitar 40ribu rupiah. Jika hal ini di biarkan begitu saja dan hewan ini terus di eksploitasi maka tidak menutup kemungkinan,hewan ini akan hilang atau punah. Masalah lain yang dihadapi hewan ini yaitu hilangnya habitat mereka karena ulah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Dengan rusaknya habitat mereka,kemungkinan mereka bertahan hidup semakin kecil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar